BELAJAR LAGI DAN SELALU


 Ide- awalnya saya selalu menganggap bahwa belajar itu hanya tentang membaca buku dan menghabiskan waktu didalam perpustakaan. Berdiskusi dengan teman didalam kelompok belajar dan menanyakan berbagai hal tentang teori yang tidak saya pahami. Pikiranku tertuju pada, bagaimana aku dapat menyelesaikan buku bacaan dan memasukkan pemahaman baru dalam pikiranku.
Aku menjalani proses itu. dimana aku merasa masih butuh buku-buku dan waktu-waktu yang lama untuk memahami hal-hal yang aku dipelajari disekolah maupun dikampus. Aku mengabiskan segala aktifitasku didalam ruangan  sehingga mengabaikan apa yang aku butuhkan lingkungan dan bersosial.
Pernah suatu ketika beberapa teman menghampiriku. Mereka bertanya tentang berbagai hal yang tidak mereka ketahui tentang suatu pelajaran. Simple sebenarnya. Mereka hanyalah memastikan pemahamannya sesuai tidak dengan yang mereka pahami.sebenarnya aku tak sepandai dengan apa yang mereka anggap tentangku. Tetapi menghabiskan waktu dengan mereka yang tak sesuai dengan pemahamanku dan lebih ekstra harus memberikan pemahaman. Sering malah membuatku lebih marah-marah atau bahkan mengacuhkan mereka.
Melihat perilakuku ini. Aku mulai sadar ada yang salah denganku. Aku lebih mengesampingkan tentang kebutuhan orang lain kepadaku. Mengabaikan apa yang mereka butuhkan tentang suatu yang tidak mereka pahami. Membiarkan mereka mencari-cari pemahaman yang terkadang juga membuat mereka salah.
Ada merasa sesal didalam hatiku. Sehingga aku mulai belajar kali ini. Belajar bahwa tidak selamanya aku menghabiskan waktu didepan buku atau mengasingkan diri dialamku sendiri, dikamarku sendiri. Menyibukkan dan menarik diri dari lingkunganku. Memang terkadang aku tak nyaman. Namun melihat antara hatiku dan pikiranku terus bergejolak. Membuatku sadar bahwa, tidak selalu aku harus menuruti kata pikiranku ketimbang hatiku. Ada saat aku harus melihat hati dan kadang aku harus melihat pikiran.
Keegoisan dimasa dewasa ini bahkan. Sering terkadang membuatku harus memilah dan memilih mana yang bermanfaat buatku ataupun tidak. Hal ini adalah penyakit akut semua manusia. Aku berfikir dimanakah sisi baiknya semua yang aku lakukan jika aku seperti itu: belajarku, membacaku, menulisku, usahaku berlama-lama mendengarkan ceramah guru maupun dosen. Akankah itu semua hanya untuk mencapai prestasi disekolah, mendapat nilai gemilang, hingga mencapai nilai coumloud, atau mendapatkan gelar yang tinggi.
Aku mulai sadar. Kali ini aku harus terus belajar. Bukan tentang pendidikan, prestasi belajar dan motivasinnya. Akan tetapi tentang memahami bahwa ilmuku tak akan menjadi apa-apa tanpa orang lain. Sesungguhnya semua yang aku milikki dapat memakmurkan kehidupan orang lain, Menjadi manfaat bukan hanya untuk diriku. Namun juga untuk orang lain.


Comments