Ide- Manusia dengan ilmu, seperti garam dengan sayur. Kamu bisa
makan sayur tapi tidak bisa menikmati rasanya. Manusia hidup tanpa ilmu, seakan
menyuruh dirinya sendiri untuk mati secara perlahan, tanpa sadar, tanpa sebab namun
sangat menyakitkan. Lihatlah bagaimana seorang yang tak berilmu hidup didunia. Hidup
menjadi pertanyaan, mengapa saya harus hidup?, mengapa saya bisa hidup?, apa
tujuan saya hidup?, apa pentingnya hidup saya?, mengapa hidup seperti ini?,
mengapa saya harus memiliki kehidupan?, siapakah yang menghidupkan saya?,
siapakah saya sebenarnya? Dan pertanyaan-pertanyaan yang maaaasih banyak dalam
benak manusia. Hingga terkadang ada sebagian manusia lainnya yang berpikir melampaui
batas pemikirannya. Menghabiskan waktu dengan hal-hal yang tak bertujuan dan menjalani hidupnya dengan rasa muak.
Ilmu
bagi manusia lebih penting dari sekedar garam. Ilmu
dapat menjelma menjadi apapun; (garam, gula, penyedap rasa, pedas, gurih dan
banyak lainnya). Sehingga ketika manusia memiliki ilmu, saat itulah dia sedang
merasakan bagaimana nikmatnya hidup. Ilmu sangat penting sesudah
keimanan. ilmu akan membuka cakrawala manusia dalam menyelami keunikan dalam
kehidupan. Tanpa ilmu manusia takkan berarti apa-apa. Karena pada dasarnya
manusia terlahir dengan iman dan keilmuan.
Banyak
hal yang harus dipelajari didunia ini yaitu saat kamu terlahir sebagai manusia
dengan sejuta kekurangan dan kelebihan. Kamu
terlahir dengan teman-teman diantaramu. Beranjak dari masih dalam pangkuan
orangtuamu hingga berakhir diliang lahat. terus menerus akan melangsungkan hidupnya
dari generasi kegenerasi. Begitu cepatnya, Tanpa di minta dan tanpa di
perintahkan, kehidupan manusia tetap akan berjalan seperti yang kau lihat
didepan matamu saat ini.
"Aku sering
bertanya, Apa yang membuat aku harus terlahir? Dan apa yang seharusnya aku
lakukan?. Seperti pertanyaan-pertanyaan
yang aku ungkapkan sebelumnya. Mengapakah aku harus berada diantara teman-temanku,
memiliki orang tua yang berbeda satu dengan yang lainnya, memilki jalan kehidupan
yang tak sama dengan teman-teman yang lainnya dan masih banyak lagi. Namun semakin
rasionalku mulai dewasa aku mulai paham, inilah kehidupan itu."
Kau tak
bisa memilih tentang jalan hidupmu, tak bisa memilih bagaimana keadaan fisikmu
dan tak bisa memilih apapun yang kau suka. Kamu
punya batasan, dan kamu punya peraturan yang harus kau pahami, dimana peraturan
itu tak bisa dilihat namun bisa dirasakan setelah kau jalani semua.
Kehidupan itu menurutku seperti kau menciptakan robot. Robot adalah benda yang diciptakan dengan berbagai kemampuan sesuai dengan keinginan si penciptanya. Semisal Dia hanya diberi kemampuan bergerak oleh si pemiliknya, maka dia hanya akan bisa bergerak dan begitupun seterusnya. Lalu misalkan robot itu diberikan kebebasan untuk beraktifitas dimana ia ditempatkan. Apakah saat
itu robot bisa meminta takdirnya yaitu bentuknya, kemampuan berpikirnya, jalan hidupnya dll? tentu Tidak. Karena semua tergantung pencipta robot
itu yang mau. Sama Seperti keadaan manusia, Hanya diberi kebebasan untuk beraktifitas sesuai
dengan akal dan kemampuannya. bentuk fisik, takdir dan jalan hidup manusia, semua ditentukan Sang Pencipta. Manusia hanya bertugas, menjalani dan berdo'a.
Lalu, tentu timbul pertanyaan kembali, mengapa dia menciptakan robot itu? mengapa dia tidak menciptakan yang lain? Tentu pertanyaan ini harus kamu tanyakan kepada si pembuat robot langsung, mengapakah dia menciptakan robot dan mengapakah harus robot bukan yang lain?. Mungkin saja bagi kita untuk mampu bertanya kepada tukang robot karena tukang pembuat robot itu adalah manusia. Kalaupun manusia tentu jawabannya tak lain adalah mengetahui seperti apakah robot hasil ciptaanya. apakah sesuai dengan keinginannya?. keadaan ini sama dengan manusia. Lalu, bagaimana pencipta manusia, siapakah penciptanya? bukan kah pencipta manusia adalah Tuhan. Jika benar tuhan lalu dimanakah Dia?.
Jawabannya Jika antara robot dengan manusia mempunya derajat yang sangat jauh antara satu dengan yang lain. derajat itu adalah kemampuan, tempat tinggal, luasnya pandangan dll lalu gamaimanakah derajat tuhan dengan manusia yang menciptakan. bukankah sangat jauh pula? tentu saja berbeda dan rasional kita akan membenarkan. lalu jika benar, bagaimana kita bertanya kepad-Nya?. Bagaimanakah bertanya kepada Tuhan? karena tak mungkin kita bisa bertanya kepada-Nya dengan derajat kita yang berbeda. Maka Jawabannya ada di Kitab Suci dan Sabda para Rasul-Nya. semua telah dijelaskan secara gamblang tentang apa tujuan manusia diciptakan. berulang-ulang hingga berabad-abad lamanya. hanya saja manusia terus bersifat luput dari pengetahuan itu yaitu satu-satunya jawaban adalah "diciptakannya manusia hanyalah untuk beribadah kepad-Nya". manusia hidup didunia ini hanyalah untuk diuji keimanannya, seberapakah imannya mengakui bahwa dia adalah hamba Tuhan-Nya Yang Maha Menciptakan. kita sebagai hamba dan Dia sebagai Pencipta. Layaknya robot dengan manusia. memiliki derajat yang tak dapat dijangkau oleh akal pikiran oleh robot yaitu manusia.
Lalu, tentu timbul pertanyaan kembali, mengapa dia menciptakan robot itu? mengapa dia tidak menciptakan yang lain? Tentu pertanyaan ini harus kamu tanyakan kepada si pembuat robot langsung, mengapakah dia menciptakan robot dan mengapakah harus robot bukan yang lain?. Mungkin saja bagi kita untuk mampu bertanya kepada tukang robot karena tukang pembuat robot itu adalah manusia. Kalaupun manusia tentu jawabannya tak lain adalah mengetahui seperti apakah robot hasil ciptaanya. apakah sesuai dengan keinginannya?. keadaan ini sama dengan manusia. Lalu, bagaimana pencipta manusia, siapakah penciptanya? bukan kah pencipta manusia adalah Tuhan. Jika benar tuhan lalu dimanakah Dia?.
Jawabannya Jika antara robot dengan manusia mempunya derajat yang sangat jauh antara satu dengan yang lain. derajat itu adalah kemampuan, tempat tinggal, luasnya pandangan dll lalu gamaimanakah derajat tuhan dengan manusia yang menciptakan. bukankah sangat jauh pula? tentu saja berbeda dan rasional kita akan membenarkan. lalu jika benar, bagaimana kita bertanya kepad-Nya?. Bagaimanakah bertanya kepada Tuhan? karena tak mungkin kita bisa bertanya kepada-Nya dengan derajat kita yang berbeda. Maka Jawabannya ada di Kitab Suci dan Sabda para Rasul-Nya. semua telah dijelaskan secara gamblang tentang apa tujuan manusia diciptakan. berulang-ulang hingga berabad-abad lamanya. hanya saja manusia terus bersifat luput dari pengetahuan itu yaitu satu-satunya jawaban adalah "diciptakannya manusia hanyalah untuk beribadah kepad-Nya". manusia hidup didunia ini hanyalah untuk diuji keimanannya, seberapakah imannya mengakui bahwa dia adalah hamba Tuhan-Nya Yang Maha Menciptakan. kita sebagai hamba dan Dia sebagai Pencipta. Layaknya robot dengan manusia. memiliki derajat yang tak dapat dijangkau oleh akal pikiran oleh robot yaitu manusia.
Seperti
itulah kehidupan Manusia diuji dan dinilai oleh penciptanya. Dimana penilaian-penilaian
itu telah ditulis dari sebuah peraturan yang dibuat-Nya yaitu Agama. Manusia
tanpa agama adalah manusia yang tak memilki dasar kehidupan. Seperti saat
mereka mengakhiri hidup mereka sendiri tanpa berpikir panjang. Dengan mudah
membunuh manusia lain dan menyelesaikan perkara dengan nyawa. Itulah manusia
yang tidak memiliki agama. Kalaupun ada suatu agama yang tak mengajari itu tentu
haruslah dipertanyakan, agama apakah itu?. Karena pada dasarnya, agamalah yang
mengatur semua kehidupan manusia. Jika ada agama dalam diri manusia tentu tidak
akan ada tindakan tentang mengakhiri nyawa manusia.
Karena dia tau betapa agama sangat mementingkan kehidupan itu.
Ilmu
dan agama adalah dua kata kunci dalam kehidupan. Kamu tak akan bisa hidup dengan tanpa memegang dua kata kunci itu. tindakanmu
adalah agama dan berpikirmu adalah ilmu. Betapa sangat sempitnya pandangan seseorang
yang beragama namun tak berilmu dan betapa sangat malangnya pemikiran seseorang
yang berilmu tanpa beragama. Melalui ilmu dan agama kamu punya banyak pilihan
didunia ini. Versimu, kesukaanmu dan caramu. Pandanganmu akan selalu lurus kedepan karena banyak hal yang yang akan menanti disana, Ujian, kesempatan dan do'a. Pencipta akan menilai dan kita adalah penentu nilai itu. sebagaimana kita datang sendiri dan tentu akan kembali dengan sendiri pula. Dunia ini hanya ujian dan sarana yang ada jadikanlah ladang untuk beribadah.
Habiskanlah
waktumu dengan Agama dan ilmu. Karena
melaui keduanyalah kau akan mendapatkan jawaban kehidupan satu persatu, dimana tanpa
menyikasa dirimu maupun orang lain. Kau akan berjalan lebih bijak sana dan
lebih lapang. Memiliki pendirian lebih teguh dan keputusan yang lebih matang. Menyelesaikan
perkara lebih mudah dan menenangkan hati. Kau akan tahu betapa hidup itu
sebanarnya seperti berlayar disamudera yang luas. Lalu kau diberikan bekal dan
peralatan yang sudah diperhitungkan ketahannanya. Lalu kemudian kau hanya
diperintahkan “bertahanlah, bertahanlah, sampai kau kembali pada waktu yang
aku perintahkan”.
See you on my next article...
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik