Ide-suatu
hari aku membayangkan menjadi seorang mahasiswa. Banyak impian, cita-cita dan
harapan yang baik. Memiliki pemikiran inovatif dan ide kreatif yang dapat
mengubah daun pisang menjadi makanan kesehatan, obat-obatan dan minuman yang
menyegarkan. Sungguh itu sangat menyenangkan. Bahkan jika hanya duduk
bersanding dengan para mahasiswa yaitu calon ilmuan sejati. Calon pemuda bangsa
yang memiliki kesempatan duduk bersanding dengan ilmu. Mendengarkan dosen yang
berbicara dengan ilmu dan membicarakan segala hal tentang ilmu. Sungguh kehidupan
yang menyenangkan.
Sejak
kecil, aku selalu diarahkan oleh orang tuaku. Bahwa segala hal jika tidak
didasari dengan ilmu maka akan menjadi salah jikalau itu benar. Karena kita
tidak memahami ilmunya. Orangtuaku selalu berbicara bahwa; ilmu yang tinggi
akan membawa seseorang berpikiran maju. Bahkan sekalipun kamu bodoh diantara
orang-orang yang berilmu itu lebih baik, daripada kamu pintar diantara
orang-orang yang tidak berpengetahuan. Ilmu
mengajarkanmu bagaimana memahami kehidupan ini dengan sebaiknya. Mengambil keputusan
dengan bijak sana dan konsekuensinya yang dipertanggung jawabkan.
Setelah
lama aku bermimpi menjadi mahasiswa. Kini aku telah mencapai puncak akhir
menjadi mahasiswa. Banyak hal yang mengesankan dan mencengangkan dalam
menjalani hidup menjadi mahasiswa. Terkadang sesekali aku harus mengkritisi
diriku sendiri, apakah aku mahasiswa?, atau akankah aku bertanya kepada kalian
bahwa, apakah kamu melihat aku sebagai mahasiswa?.
Banyak
hal yang harus aku pertimbangkan untuk bisa menulis ini, kemudian
mempertanyakan tentang arti mahasiswa. Opiniku tak sebatas memperlihatkan
bagaimana kebaikan dan kesenjangan yang terjadi antara pemikiran dan kenyataan
yang tak seirama.
Mahasiswa
dan mahasiswi, yah.. adalah calon ilmuan sejati. Mempertaruhkan segala yang
dimilikinya; harta/materil, moril dan waktu, demi mencari ilmu. Ilmu adalah
segalanya dalam hidup ini. Bahkan orang yang beriman tanpa berilmu-pun memiliki
derajat yang berbeda. Bisa diIbarat kamu makan dengan sengaja karena kamu
sangat lapar dengan kamu makan sengaja karena tidak enak dengan teman yang
membawakan makanannya untukmu, tentu akan berbeda tujuan dan berbeda hasil. Karena
tujuan dan landasan yang membedakan hasil. Maka seperti itulah gambaran Ilmu. Mengajarkanmu
bagaimana hidup itu dan bagaimana menjalaninya.
Mahasiswa
dan mahasiswi.. yah. kini aku mulai lebih kritis. oh atau Apakah aku yang terlalu kritis bahkan belum paham?. Semenjak
aku menjadi mahasiswa banyak hal yang aku rasakan menjadi pro dan konta dihatiku.
Sering
aku mencoba bertanya kepada temanku disana, tentang pertanyaan “mengapa ini
begini dan begitu”, “mengapa tidak megini dan begitu”. Jawaban temanku malah
semakin membuatku bimbang. Malah banyak diantara temanku seperti enggan
menjawab atau menarik diri dari
pembicaraan. Whay....? adakah yang salah. Mengapa kita berpikir mendalam
tentang tema ini dan itu salah? Tidakkah pertanyaan itu datang karena ilmu. Bukankah
semakin banyk kita bertanya, semakin banyak pula nanti yang akan kita pahami. Namun
pada kenyataannya, kita hanya datang dan pulang dengan kepala masing-masing dan
dengan hati masing-masing. Isi kepala apa dan isi hati apa. Aku merasa memang
generasi ini ada permasalah besar.
Suatu
ketika aku memikirkan tentang masa perkuliahan ini. Aku selalu berpikir apa
fungsinya aku kuliah dan bagaimana seharusnya aku kuliah. Begitupun melihat
semua teman-temanku. Namun yang kusadari, banyak hal diluar pemikiran ini yang
kemudian harus aku telan-telan jawabannya.
Masa
perkuliahan ini membuatku banyak belajar. Bahwa tak semua orang yang
berpendidikan memiliki ilmu yang mereka seharusnya miliki. Mereka sekolah
tinggi namun mengabaikan betapa pentingnya ilmu dibandingkan dengan sekolah
tinggi. Datang kekelas, Duduk dan mendengarkan dosen berbicara, bahkan
presentasi jika perlu, lalu kemudian pulang kembali asrama, kost dan rumah,
mengerjakan tugas dan lainnya adalah serangkaian rutinitas yang seharusnya
melatih cara berpikir, Apa gunanya mereka sekolah sedimikian tingginya?. Namun sepertinya
aku saja yang sedikit berbicara aneh tentang itu semua.
Pada
dasarnya mahasiswa yang aku bayangkan sekarang dihadapanku berbeda dengan isi yang
ada dikepalaku. Tentu aku menemukan mahasiswa yang aku dambakan dan aku
inginkan sesuai dengan anganku namun hanya satu atupun dua atau bisa lebih dari
sekian ratus mahasiswa.
Aku
selalu berharap dan berdo’a semoga generasi ini terus memperbaiki diri. Pada kenyataannya
tak mungkin aku jelaskan satu persatu apa kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa-mahsiswi
yang sedang dikatakan menuntut ilmu. Mungkin, kita harus banyak belajar untuk
menjadi mahasiswa. seHingga tidak mengabaikan hikmah yang sebenarnya.
Mahasiswa
dan mahisiswi saat ini adalah cerminan generasi mahasiswa dan mahasiswi yang
akan datang. Bagaimanakah menurutkan kalian keadaan genarasi selanjutnya ?. bukankah
Manusia yang memiliki peradaban yang baik akan menciptakan genarasi
berperadaban yang baik. Lalu bagaimanakah keadaan kita sekrang ?
Semoga
masih ada diantara kalian yang sedikit demi sedikit melangkahkan kaki dengan
tekad dan tujuan yang maju. Membawa perubahan yang lebih baik. Segala hal yang
membawa perubahan tentu memiliki banyak pengorbanan dalam berbagai hal. Sedangkan
pengorbanan itu bukan didapatkan dengan hanya bersantai dikamar atau berfoto
selfie dipantai. Namun, akan banyak pengorbanan yang membuatmu dikatakan
bersalah namun tetap kau mengatakan benar. Menghardikmu namun kau tetap bersama
mereka, dan menganggapmu aneh namun tetap kau bergaul dengan mereka. karena apa
yang kau lakukan adalah memperbaiki. Dan tak semua manusia mampu dengan itu,
kecuali manusia yang memiliki ilmu dan pemikiran maju.
Yah..
Aku berharap masih akan selalu ada mahasiswa dan mahasiswi yang memiliki
pemikiran yang rasional tentang apa itu tujuan dan harapan. Belajar untuk
menciptakan pemahaman yang baik dan berpikir lebih baik. Mengabdikan diri demi
agama dan negara. Menciptakan kedamaian dan keselarasan. Menimbang dengan
bijaksana. Karena itu semualah gunanya sebagai mahasiswa yang menghabiskan
waktu dengan ilmu.
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik