Ide- lama memang
saat seseorang harus menyadari siapa dirinya, bagaimana kemampuannya dan apa
yang sebenarnya dia sedang lakukan. “Tunggu dulu...!”
Hari ini aku sedang
membicarakan diri sendiri.
Baiklah hari ini aku sedang bercerita, cuplikan sebuah
perkataan suatu tokoh cerita dalam dongeng. Cerita itu akan lebih saya perjelas
lagi dengan hanya mengkutip melalui alur ceritanya.
***
Dulu sering ada dongeng tentang Seseorang tokoh cerita yang
bernama si Merah yang menghardik si Putih, “Hey, apakah kamu bisa?, lihatlah keadaanmu?
Yakinkah kamu tentang dirimu sendiri?” sembari berteriak si Merah mendorong si
Putih hingga jatuh tersungkur. Si putih hanya bisa menangis dan tak berkata
apa-apa, menahan rasa sakit kakinya yang tebentur lantai. “jadi hanya itu kemampuanmu,
heh! Memang aku diciptakan lebih baik daripada kamu. Lihat fisikmu, sangatlah
lemah” bentak si merah sambil berjalan pergi.Si putih tetap tak berkata
apa-apa. Dia hanya diam, lalu berusaha Perlahan berdiri dan berjalan sambil
terduyun-duyun.
Sesampainya di ruang tidurnya. Dia menutup pintunya dan
menutup jendelanya. Kerna masih mengingat teriakan saudaranya tadi, air matanya
jatuh tak terbendung, dia meratap, “ apa salahku dan mengapa aku harus
dilahirkan dengan keadaan yang seperti ini?” sambil mengusap air matanya. Namun
terus saja dia tak dapat menutupi kesedihannya hingga dia menangis
berlarut-larut.
Keesokkan harinya, Si merah memerintahkan si Putih mencuci
pakaian disebuah sungai yang terletak didalam lembah yang sepi. Karena begitu
jauh perjalanan, Dia pergi dipagi buta sambil membawa pakaian kotor si Merah.
Sesampainya disana, bergegas dia mengambil air dengan
wadahnya untuk segera mencuci pakaian kotor saudarnyaa. Namun dia sangat
terkejut ketika didalam wadah itu ada ikan emas yang sangat besar. Karena tidak
bermaksud untuk menangkap ikan tersebut maka dikembalikan ikan itu ke kesungai.
“Hai, bukankah kamu bernama si Putih”, tiba-tiba terdengar suara dari balik
sungai itu. si Putih terkejut dan sangat ketakutan. Lalu dilihatlah kesana dan
kemari disekeliling sungai. Dia mendapati pemandangan yang sangat aneh. Ikan emas
itu berada tepat didepannya. Berenang-renang kesana dan kemari seakan-akan mengajaknya
berbicara, “iya. Ini aku putih, ikan emas yang telah kau lepaskan” si Putih
semakin terkejut dan ketakutan. Lalu kakinya ingin melangkah pergi namun tak
bisa. “janganlah takut, aku adalah seekor ikan yang akan menolongmu. Aku telah
melihat apa yang telah saudaramu perbuatn terhadapmu. Sekarang bawalah aku
pulang dan aku akan memperbaiki keadaanmu”. Lalu tiba-tiba ikan itu meloncat
kedalam wadah dan pergilah si putih sambil membwa wadah yang berisi ikan dan
pakaian.
Semenjak ikan itu hidup bersamanya si Putih berubah menjadi
gadis yang baik fisiknya dan keadaanya. Selain itu dia dia memiliki budi yang
luhur dan penyayang. Berbeda dengan si Merah yang hidup terlunta-lunta dan
penuh derita. Seakan-akan hidupnya hanya dipenuhi dengan permasalahan.
Suatu ketika sang Ikan menanyakan permintaan apa yang di
inginkan sang Putih untuk selalu tersenyum dan berbahagia hidup dirumahnya,
jawab sang Putih “ aku ingin saudaraku kembali dan hidup bersamaku. Aku yakin
dia akan berubah dan mau menerimaku. Sekalipun dia selalu mencelaku namun
dialah satu-satunya orang yang mau hidup bersamaku dan membiarkan aku selalu
hidup seatap dengannya. Kembalikanlah dia
seperti dulu”. Mendengar permintaan tulus si Putih sang ikan pun
mengabulkannya. Lalu tiba-tiba kembalilah si Merah kerumahnya dan mendapati si
Putih menunggu didepan pintu. Si Merah berlari dan mendekapnya sembari berkata “maaf
kanlah aku”
Kedua saudara itu hidup bersama dan bahagia hingga mereka
berdua memiliki keluarga.
***
Yah.. dari cerita itu. Saya sangat terharu dengan dua tokoh karakter
yaitu si Putih dan si Merah. Kedua tokoh ini memiliki sifat yang berbeda. Si Putih
yang selalu mengalah dan si Merah yang menang sendiri.
Pada awal cerita, memang si Merah terlihat jahat kepada si
Putih. Tetapi diakhir cerita si Putih menyatakan bahwa si merahlah satu-satunya
saudara yang baik yang mau menerimanya sekalipun dia selalu mencaci dan
menghardiknya. Hal ini terlihat dari perlakuan si Merah yang tetap membiarkan
si Putih hidup bersamanya walaupun si Putih memiliki banyak kekurang didalam
fisiknya. Karenanya hidup bersama si Merah tentu akan lebih baik satu sama
lain. Saling menerima kekurang dan kelebihan yang ada pada saudaranya.hingga
saling memahami satu sama lain bahwa tidak serta merta sebuah keburukan saudaranya
adalah alasan yang harus membuatnya pergi dan menjauh.
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik