-IDE-
Dari dulu belum juga ada perubahan,
Teman-teman lainnya sudah punya gandengan
Aku mah, dirumah aja.
Jangankan maen kayak mereka bareng si do’i,
Yang lirik gue aja engos-engosan..
muka kucel kayak gue.. Agghrr!
Harus putih bersih sebening embun
supaya bisa dapetin gebatan kayak mereka.
Begitukan teh?
Jujur
saja itu adalah pertanyaan teman-teman yang cerita banyak ke saya.
mereka mengeluhkan berbagai hal yaitu permasalahan pada diri mereka baik fisik
maupun psikis yang sedang mereka alami.
Banyak
dari mereka lebih ke pesimis dan merasa seperti “enggak ada guna” apalagi dengan keadaan fisik mereka yang dianggap kurangs sempurna. Mereka lebih pada menjudge bahwa diri
mereka tidak akan mungkin mendapatkan segala hal yang mereka inginkan dengan
keadaan yang demikian. Apalagi sekedar mendapatkan jodoh yang mereka
idam-idamkan.
Risau
memang dengan dilema yang demikian. Disatu sisi kita ingin mempertahankan apa
yang kita miliki. Namun disisi lain kita merindukan ruang yang kosong dipenuhi
dengan gejolak perasaan bimbang.
Namun Kita tidak akan pernah bisa menyalahkan apa yang kita rasakan demikian. Kita juga tidak bisa
menyudahi dilema dengan penantian. Sehingga Kita diam penuh gejolak. Bergerak penuh dengan
kebingungan. Karena memang itu adalah takdir Tuhan yang ditanamkan dalam diri kita. Sebagai tanda bahwa kita sudah memiliki takdir indah yang telah diciptakan-Nya yaitu Perasaan tentang “Cinta”.
Namun, Kerisauan - kerisauan
yang demikian juga hal yang sering membuat kita terjerumus. Memilih segala sesuatu
dengan skala minoritas bukan prioritas. Seperti Lebih memfokuskan kebaikan fisik kita dari
pada skill. Memperbaharui penampilan dari pada kepintaran dan masih banyak
lainnya yang terbolak-balik.
Karena
seakan dengan cara itu semua, kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan
dengan mudah. Pasangan yang gagah dan berani, cakep, berhati luhur, berakhlak
baik, penyayang, membimbing dan masih banyak kata idaman-idaman lainnya yang
membuat kita jatuh bangun menyempurnakan segala sesuatu dengan mengesampingkan banyak hal.
Lagi-lagi
semua adalah impian banyak wanita. Keinginan dan angan-angan segala yang
dimiliki adalah cita-cita banyak wanita untuk bagaimanapun bisa terlaksana. Sehingga semua
tidak akan bisa dikendalikan atau bahkan dibendung. Kecuali oleh masing-masing
dari diri wanita itu sendiri.
Namun
ada beberapa hal yang sebenarnya saya terus korek dari banyak pengalaman ke
pengalaman dan banyak cerita kecerita yang lain. Bahkan, kesimpulan ini adalah salah
satu titik tolak diri saya pribadi dalam menentukan atau mengambil peran atas pilihan saya dalam memutuskan banyak hal dan teruntuk juga menentukan jodoh.
Sehingga bisa jadi perihal dari kesimpulan saya ini adalah benar. juga bisa jadi perihal dari kesimpulan ini hanya untuk membangun kesadaran mendalam tentang perasaan yang harus dihadapi jiwa seorang wanita. Maka Apa perihal tersebut yaitu jodoh :
“Jodoh adalah tentang kita, dari kita dan untuk kita sendiri”.
Sehingga bisa jadi perihal dari kesimpulan saya ini adalah benar. juga bisa jadi perihal dari kesimpulan ini hanya untuk membangun kesadaran mendalam tentang perasaan yang harus dihadapi jiwa seorang wanita. Maka Apa perihal tersebut yaitu jodoh :
“Jodoh adalah tentang kita, dari kita dan untuk kita sendiri”.
Mengapa demikian? Coba kita simak apa yang terjadi dalam hidup
saya setelah saya masuk dalam dunia pernikahan.
Jujur
saya bukan tipe cewek yang suka mengobral keindahan. Apalagi keindahan tentang
diri (seperti carmuk dan tebar sesona) kepada yang berbeda jenis. Bukan karena
saya seorang yang agamis. Tapi lebih pada kesadaran saya bahwa itu semua
hanyalah manipulatif yang tidak sewajarnya.
Begini saja,
sejak remaja saya memang suka dengan kehidupan tertutup. Namun yang saya maksud dengan kehidupan tertutup adalah bukan menyendiri dalam dunianya sendiri, Tapi lebih kepada selektif. Selektif yamg saya maksud pun memiliki alasan tersendiri. Nanti akan saya perjelas pada cerita selanjutnya. Inti nya Saya tetap berinteraksi sewajarnya dengan banyak orang termasuk lawan jenis, tapi dengan batasan yang
saya buat sendiri.
Waktu
dulu, saya bukan orang yang paham sekali dengan namanya suka menyukai ataupun
senang berbagi kasih sayang dengan orang lain. Karena mengapa? Saya seorang
yang tak mudah percaya kepada siapapun, kecuali kepada orang yang telah kenal
dekat dan mengetahui latar belakang hidup saya dan keluarga. Itu prinsip
saya sejak dulu.
Saya
benar-benar seorang yang sangat “bonderies”. Karena Saya memahami bahwa ini adalah tentang saya bukan tentang orang lain. Apalagi dalam hal mencari jodoh dan segala hal lainnya.
Singkat
kata, saya jarang sekali dekat dengan cowok walaupun punya banyak teman cowok.
Bukan karena saya tak suka atau tak tertarik (enggak normal dong). Tetapi
karena saya menyadari bahwa hidup akan ribet dengan banyak fikiran yang
demikian.
Saya
sangat menikmati kesendirian saya. Tapi karena memang sudah kehendaknya saya
memiliki jodoh dan memang ditakdirkan untuk berjodoh. maka
saya bertemu dengan suami saya dengan problem-problem yang datang dari diri
saya pribadi dan keluarga.
Problem
yang terjadi dalam diri saya adalah saya belum bisa percaya sama suami saya ini
yang dulu adalah “calon suami”. Karena memang saya bukan cewek yang
mudah percaya sama seseorang termasuk orang asing yang datang. Intinya saya
tipe cewek yang selektif sama hal baru apalagi calon suami. Sehingga banyak hal
yang harus saya ketahui darinya lingkungan, keluarga dan interaksinya terhadap
orang lain. Bahkan sempat beberapa kali juga saya tolak habis-habisan.
Lagi-lagi bukan karena impian atau ekspektasi yang saya tanamkan, tetapi lebih
pada hal kepercayaan. Bagi saya kepercayaan itu mahal.
Kemudian
problem yang lain adalah keluarga. Keluarga saya belum siap betul melepas masa
lajang saya. apalagi ditambah pada waktu itu saya baru keluar dari dunia
pendidikan. maka tentu saja pengalaman hidup masih dirasa nol untuk memulai
kehidupan berumah tangga. Kamu harus tahu kehidupan rumah tangga itu bukan
tentang kesenangan saja. Ok!
Namun
semua problem-problem itu benar-benar bisa secara perlahan hilang karena memang
yang namanya takdir itu enggak akan bisa di cepatkan atau dilambatkan. Pada
waktunya kamu diperintahkan Tuhan untuk menikah, maka kamu tetap akan harus
menikah. Kendatipun kamu sudah siap atau belum siap.
Begitu
pula bagi kamu yang ngebet pengen nikah tapi belum ketemu calon juga. Kalau
belum takdirnya kamu untuk menikah tak usah risau untuk memikirkannya. Karena
pada akhirnya pun kamu akan menikah. Namun ini juga tergantung usaha dan
kesadaran kita juga ya. Karena banyak yang sudah diberi kode jodoh oleh Tuhan
yaitu mendatangkan banyak calon dihadapannya agar segera menikah. Tapi bersi
kukuh-angkuh untuk tidak mau menikah. Alasannya Karena rewel merasa tak tepat dan kurang tepat
atau banyak kekurangan. Alias lebih tepatnya terlalu banyak standar dan
ekspektasi diawal, sehingga enggak puas sama kenyataan yang datang. Sehingga pada akhirnya sampai tua belum menikah juga (weleh-weleh). Maka itu adalah cerita
tersendiri yang harus banyak diintropeksi diri. Lanjut saja kecerita kita.
Setelah
menikah banyak hal yang berubah. Dunia lajang ke dunia pernikahan bok.. jauh
banget perbedaannya. Jika kamu menggap pernikahan untuk senang-senang aja “what!!, your wrong and lol”. Tapi kalau kamu menggap pernikahan adalah menciptakan
kisah perjuangan hidup bersama “your genius and true!!”. Makanya inilah yang
keuntungan dari sikap saya sebenarnya, walaupun tidak harus demikian karena
setiap orang punya cara pandang masing-masing.
Dalam
dunia pernikahan jika hanya menganggap menikah adalah untuk bersenang-senang maka
kamu sudah memiliki ekspektasi yang sekali lagi kamu akan kecewa dengan itu.
namun jika kamu menikah adalah untuk berjuang dan belajar sam-sama, maka
selamat! kamu akan mendapatkan kebahagiaan yang sesungguhnya.
Jodoh itu, saya pertegas kembali adalah tentang kita, dari kita dan untuk kita sendiri itu bagi saya sangat tepat.
Saya dengan suami memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyelesaikan banyak hal secara bersamaan. Namun kita tidak pernah merencanakan atau bahkan menyengajakan untuk memiliki prinsip dan pola fikir yang sama. Bukan karena kita hidup sudah lama (bahkan kita belum lama saling kenal) tetapi karena memang jodoh adalah cerimana kita sendiri.
Saya dengan suami memiliki sudut pandang yang berbeda dalam menyelesaikan banyak hal secara bersamaan. Namun kita tidak pernah merencanakan atau bahkan menyengajakan untuk memiliki prinsip dan pola fikir yang sama. Bukan karena kita hidup sudah lama (bahkan kita belum lama saling kenal) tetapi karena memang jodoh adalah cerimana kita sendiri.
Jodoh
itu diibaratkan mata uang yang memiliki dua sisi berbeda. Sisi satu dengan yang
lainnya memang berbeda namun pada dasarnya saling melengkapi. Jika salah
satunya hilang maka tidak akan bisa disebut mata uang. sama seperti jodoh, sekalipun kita memiliki
sudut pandang atau bahkan bentuk fisik yang berbeda namun sejatinya
kita tetap memiliki jiwa yang sama. Maka itulah keajabian yang Tuhan berikan kepada kita.
Maka
karena gambaran dari jodoh adalah sedemikian rupa. Saya hanya bisa memberi satu
pesan buat teman-teman yang lagi ngebet kepingin cari jodoh atau pasangan
atau gebetan dan bahkan yang cepet pengen menikah.
Please! Jangan terlalu rempong masalah jodoh. Bahkan pasang tender berlebihan
atau bahkan malah ngobral diskonan. Karena sudah jelas kan gambaran dari saya dan bagaimana akibatmya. Lebih tepatnya gini :
“ kalau jodoh cerminan saya dan kalau saat ini saya buat banyak ke onaran denga hidup saya semisal gonta-ganti pasangan (we know what we do sama dia), ditambah juga suka menoran, suka halan-halan, dating, party-party, dan endos-endos lainnya. Maka pertanyaannya adalah gue aja kayak gini, terus calon gue kayak apa, help!”. Pahamkan.
“ kalau jodoh cerminan saya dan kalau saat ini saya buat banyak ke onaran denga hidup saya semisal gonta-ganti pasangan (we know what we do sama dia), ditambah juga suka menoran, suka halan-halan, dating, party-party, dan endos-endos lainnya. Maka pertanyaannya adalah gue aja kayak gini, terus calon gue kayak apa, help!”. Pahamkan.
Jadi
kalau ada yang bilang “ gue mau memperbaiki cover gue buat dapetin yang terbaik”
Please bok! kita cuman manipulatif diri sendiri dan kurang kerjaan. Karena calon
jodoh kita pun akan berfikiran yang sama dengan itu.
Jadi
dari pada kita menghabiskan banyak waktu dengan menggambar jiwa yang entah
ngaruh enggak nya dihidup kita atau bahkan kasih nilai positif enggak untuk kebaikan hidup kita. Lebih baik lakukan saja banyak hal yang
bijak dengan menggali potensi diri sebanyak-banyak nya.
Karena
banyak referensi yang saya dapatkan dari teman-teman di luaran sana. Mereka
mendapatkan prestasi yang gemilang dan mencari kesuksesan diusia muda yang
tanpa embel-embel “pacaran” Mereka adalah yang suskses
diatas rata-rata. Bahkan saat setelah mereka menikah pun kesuksesan itu tetap berdampak besar bagi kemaslahatan hidup mereka. Karena mengapa? mereka tetap fokus dengan kesuksesannya disaat banyak orang lain tidak memfokuskan hidup mereka.
Cowok
yang sejatinya dia baik, akan menyimpan janji kesetiannya hanya untuk satu cewek
yang sama dengan prinsip cowok itu, begitu pula sebaliknya. Cewek yang dia baik pula tentu
akan dipasangkan dengan cowok yang baik. Karena Tuhan telah berjanji dalam hal ini.
Kalaupun terdengar kabar ada pasangan yang bersilangan hidupnya, Alias lawan katanya. Cuman mau ngingetin, Hey-hey! Tuhan tidak akan
pernah salah memasangkan segala sesuatu dengan pasangan yang tepat. Boleh saja
di mata manusia itu “keliru” karena memang manusia tak diberi kekuasaan untuk mampu melihat apa yang ada
dilautan hati dan jiwa manusia. Maka Tentu saja Tuhan adalah dzat yang Maha Benar. Karenanya Jangan samakan pandangan Tuhan tentang segala halnya daripada pamdangan mata kita. Karena pandang Tuhan mampu menembus cakrawala, sedangkan kita hanya sebatas berfikir sejenak saja. Maka apakah
tetap akan fokus pada perihal yang demikian?
Oleh karenannya sebelum segala hal menjadi buram dan terasa bimbang. Lakukanlah yang tebaik
untuk hidup kita apalagi di usia muda. Namun keinginan ini Bukan untuk ditunjukkan agar bisa pasang ekspektasi berlebihan ya. Inget jodomu bisa berfikiran yang sama juga (Bisa-bisa enggak ketemu jodoh)
Cara ini hanya untuk menjadi bagian andil dari bagaiman mengarahkan hidup yang lebih baik. Karena selebihnya tentang ekspektasi adalah untuk memperbaiki diri sendiri dan hidup doi nan jauh disana, berfokus pada kehidupannya untuk jauh lebih baik.
Cara ini hanya untuk menjadi bagian andil dari bagaiman mengarahkan hidup yang lebih baik. Karena selebihnya tentang ekspektasi adalah untuk memperbaiki diri sendiri dan hidup doi nan jauh disana, berfokus pada kehidupannya untuk jauh lebih baik.
Memperbaiki
kehidupan kita adalah memperbaiki segala hal yang ada dalam hidup kita dan tentunya juga tentang
pasangan. Karena Kita enggak akan pernah tahu di jodohkan dengan siapa dan bagaimana bentuknya.
Namun selagi kita mampu untuk melakukan segala hal yang memberi kualitas diri, maka lakukanlah sebaik mungkin. Jangan lupa untuk selalu berdo’a supaya diberikan jodoh yang serasi dengan kita. Sehingga kita dapat mengakhiri hidup dengan kebersamaan yang bahagia dan memandang puas dari hasil jerih payah bersama. Bukan hasil tuntut menuntut kehidupan yang bahagia. Ok!
Namun selagi kita mampu untuk melakukan segala hal yang memberi kualitas diri, maka lakukanlah sebaik mungkin. Jangan lupa untuk selalu berdo’a supaya diberikan jodoh yang serasi dengan kita. Sehingga kita dapat mengakhiri hidup dengan kebersamaan yang bahagia dan memandang puas dari hasil jerih payah bersama. Bukan hasil tuntut menuntut kehidupan yang bahagia. Ok!
Pesan tentang jodoh-menjodoh:
Mutiara
muda di dalam samudera tidak akan mungkin bisa dibeli kecuali oleh orang yang memiliki
maksud dan tujuan yang gemilang. Jadi jagalah kehormatanmu, jagalah hidup mu
dan naikan taraf berfikirmu seperti layaknya mutiara tersebut. Terus berdoa dan
berusaha hingga Tuhan seluruh Alam akan memberikan orang yang Tepat untuk kita dan bisa hidup sama-sama selamanya. Ammiin.
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik