PERBEDAAN ANTARA WASPADA DENGAN BERFIKIR BURUK ?

IDE

"Baca sebelum selesai"


IDE Kondisi saat ini memang menjadi fenomena yang paling langka dialami seluruh manusia. yaitu  banyak hal yang harus serba berpindah dan bergeser dari satu tempat ketempat yang lain. seperti pola pekerjaan, market, fashion, dan bahkan gaya hidup yang semakin cepat dan lugas. 

Maka untuk Membahas tentang kemajuan tersebut dan juga pola kehidupan yang dituntut serba canggih ini (But you should know guys canggih yang saya maksud adalah perihal yang harus segera dipahami)  yang tentu saja akan terbentur dengan sebuah pembicaraan tentang “Consciousness” atau “kesadaran” yang saya rasa untuk situasi saat ini akan sangat disayangkan, Whay?

Seperti yang telah kita lakukan dalam keseharian  yaitu dalam  bertransaksi saat ini yang serba cepat dan lugas melalui media online. Memberikan pesan kepada kita bahwa tanpa adanya daya fikir dan kesadaran yang baik maka akan sangat sulit untuk mengimbanginya, maksudnya?!

Berbagai hal yang kita lakukan dibutuhkan kesadaran dan berfikir yang baik. seperti misalkan saat bertransaksi online maka kita harus mempunyai keduanya sebelum memutuskan untuk membeli disana. perlu banyak pengetahuan yang memadai dalam memutuskan memberi sebuah kepercayaan kepada si toko online yang sama sekali tidak pernah kita tahu tempatnya juga penjualnya (Seserius itukah ?).

Ya, Bahkan akan terdengar aneh ketika hanya membeli lalu dengan mudahnya mempercayakan sesuatu kepada orang lain tanpa perlu bertindak yang demikian. karena akan sangat merugikan untuk kita dalam berbagai hal Dan lagi-lagi itu adalah tentang kepercayaan yang harus dinomor satukan.

Selain itu membahas mengenai kesadaran. Disini saya hanya akan menyampaikan informasi lalu menjabarkannya guys!. “kebanyakan study kasus dari kawan kawan yang tinggal diluar negeri. Mereka selalu menyatakan bahwa perbandingan antara orang indonesia dengan orang luar negeri yaitu tentang daya fikir mereka (terlepas dari jastifikasi, ini hanya study kasus yang mereka alami). Diluar negeri umumnya apabila mereka mendapatkan informasi dari sebuah sumber maka sebelum menyimpulkan isi dari berita tersebut terlebih dahulu mereka akan uji coba alias diolah dan diproses.  Berbeda dengan  di indonesia sendiri, dimana informasi yang  telah lama dibahaspun atau expired, ditambah tidak tahu asal berita  dan motifnya apa. Malah sama sekali tidak diuji coba dan tidak juga di proses apalagi diolah. melainkan kebanyakan langsung menyimpulkan beritanya. Dan yang lebih lucunya lagi, apabila ada sebagian yang berfikir terlalu selektif akan hal tersebut disangkalah mereka terlalu pusing kali alias ribet  sehingga pada akhirnya, ya sudahlah..” wkwk benar enggak sih pernyataan mereka, (maybe yes or..?)

Jadi apa sebenarnya perbedaan antara kesadaran, daya fikir denga waspada? Apakah mereka semua adalah bagian dari berfikir buruk atau istilah kerennya suudzon (huhu) atau sebaliknya? (Mengingat banyak yang menyangkal dan saling tuduh-menuduh menggunakan   istilah keren ini untuk menyeleksi kebenaran dan kesalahan. Jadi langsung saja kita singgung juga, okeh).

Memiliki daya fikir yang sadar alias Berfikir kritis dan waspada itu sangat berbeda jauh dengan yang namanya berperasangka buruk, bedanya?

Berfikir kritis dan waspada didasarkan pada kenyataan yang ada dan telah terjadi, Misalkan berita yang belum lama ini kita dengar tentang bantuan kemanusiaan yang awalnya dinyatakan bernilai 500 perak banyaknya, lalu setelah turun kebawah (masyarakat) tiba tiba menjadi 100 perak dan diberi tulisan “maaf anda belum beruntung” (hehe becanda "beruntung" becanda..).

Atau contoh lainnya Anda sedang mengalami batuk batuk setelah kehujanan lalu pergi ke klinik dan diberi obat diare mampet ya sikopit, tentu saja bengek dong! (hehe ada kok yang pengalamannya seperti itu), dan masih banyak contoh contoh lainnya yang mata, hidung dan telinga kita mendengar dan menyaksikan. Semoga kita menjadi bagiaan dari jalur orang yang menolak lupa dalam keburukan!.

Sedangkan seorang yang suudzon kebalikan dari yang dijelaskan diatas seperti seorang melihat orang lain berbuat kebaikan lalu hatinya menafikkan itu dan bilang “pamer” kepada teman yang menjelaskan. Atau seorang yang menjelaskan kesalahan sebuah sistem , lalu hatinya menafikkan itu dan bilang "soudzon lu" (padahal memang bener salah Euh!) tapi malah balik bilang seperti itu. 

Dan bahkan ada yang lebih ekstrim lagi contohnya seperti menolak kebaikan dari orang lain yang alasannya tidak ada dasarnya yaitu menolak didatangi tamu seorang utadz untuk berdakwah yang padahal semua orang mengetahui kalau ustadz penda’i tersebut terkenal ‘alim dan santun, serta masih banyak contoh lainnya yang saat ini informasi tersebut bertumpuk daku dan saling silang.

Yah memang kita hidup diera milenial ! banyak hal yang harus diperjelas dan di garis bawahi. Karena tidak ada kesamaran yang selamat  (sebenarnya dari dulu sih) dan Tidak ada  seorang yang secara bersamaan dalam satu waktu, hidup berdampingan dengan keburukan juga kebaikan kecuali orang munafik. Yaitu mereka yang Jika lingkungan itu kotor ikut kotor dan begitu pula jika lingkungan bersih juga bersih. Sebenarnya gaya hidup yang seperti itu sangat menyusahkan dan buat hidup mundur. Walaupun juga memilih hidup bersih, kotor maupun munafik sekalipun  adalah pilihan masing masing. Tapi apakah itu pilihan hidup terbaik si milenial?.

Maka sebenarnya hal yang harus dilakukan apabila dimana mana terjadi berbagai keburukan adalah segera melakukan penolakan yaitu berusaha menghilangkan keburukan tersebut atau setidaknya mengikisnya.  Kalaupun tidak memungkinkan untuk melakukannya maka bersabar, yah walaupun dari kesabaran tersebut juga tetap akan merasakan dampak buruknya. Bahasa kerennya "Enak aku makan dan yang gak enak kita makan bareng bareng", mau?.  

Karena memang sebenarnya tidak ada keburukan yang tidak punya dampak dan kerugiannya. Karena bagi orang orang yang paham dengan hal tersebut, dia tentu akan menolaknya dan segera berusaha memperbaikinya. namun jikalau tak memungkinkan maka kesabaran adalah langkah terakhir dari sekian langkah yang telah dilakukan sebelumnya.

Hufh!

Baiklah sekian tulisan saya yang "datang tak diundang pulang tak diantar ini.."

Oya! mungkin gaya penulisannya terlalu baku karena memang diharapkan hasil tulisanya seperti gaya article sience..wkwk.

But keep spirit for your self and happy together, See you next time on my new article, oya  Happy shopping dah..!

Comments