SABAR


IDE- selama beberapa bulan ini setelah menjadi seorang ibu. Banyak hal yang membuat ku harus lebih belajar lagi dan selalu. Belajar untuk mencintai diri sendiri, keadaan, ketentuan yang sudah ada, waktu dan hingga impian yang harus ditunda.

Banyak pengorbanan, memang. Tapi setelah dari kesadaranku untuk love myself, kemudian semua terburai dengan berjalannya waktu. Masalah, kendala, kepanikan dan bahkan kebimbangan yang terkadang keluar begitu sesak.

Untung aku punya TUHAN. Sangat beruntung bagiku menjadi seorang muslim yang memprioritaskan TUHAN diatas segalanya. Ketika segala ujian datang melanda pada title seorang ibu. Hanya Kata TUHAN yang mampu menenangkanku untuk jauh berjalan dan meninggalkan segala kekahwatiran yang ada. Kata Tuhan itu dimulai dari kata sabar.

Bersabar adalah pahala terbesar untuk terus melawan keegoisan serta emosi sesaat yang datang melanda, pahamku. karena seberapapun bagusnya perencanaan  yang kita lakukan namun tak ada kesabaran. Maka tentu berakhir dengan keputus asaan.

Cukup Allah bagiku..

Cukup Allah bagiku..

Aku fikir, mungkin ini tak akan menjadi berarti atau bahkan menambah kekuatan. Tetapi nyatanya, ini sangat jitu dalam menyelesaikan segala hal negative yang ada.

Misalkan

Saat aku harus membendung emosi ketika mendengar ucapana yang diluar akal logika. Lalu aku mencoba ingin sesekali menjadi manusia yang bukanlah aku. Namun sayangnya Disaat itu juga, terngiang dibenakku untuk ucapkan cukup Allah bagiku. Maka tiba tiba keinginan yang sempat berlebihan itu hilang. Hingga yang keluar hanyalah angin yang akan berlalu dan Diam, Salah Satu jawaban.

Apakah semua berakhir begitu saja..?

Tentu tidak. !

Apakah Allah menjawab semua itu..?

Tentu saja, iya !

Bukan dengan mulut, tangan, kaki ataupun badan ini. Tapi lewat perantara lainnya yang tentunya dengan cara yang lebih elegan dan indah dari yang kubayangkan.

Maka darinya aku hanya akan berdiam bukan karena kalah, tapi biarlah menjadi mengalah.  Waktu yang menjawab segala isi dimasing masing kepala. Karena mungkin saja, apabila aku memutuskan untuk menjelaskan satu persatu alasan dari kenapa aku melakukan ini dan itu. Bias jadi Waktuku tersita habis sebelum tenagaku terisi. Sedang manusia seluruhnya belum tentu mensetujui alasan dan latar belakang  yang telah aku putuskan.

Maka Cukuplah Allah bagiku dan tak ada yang lainnya.

Aku hanya berdo’a dari setiap hilirmudikku didunia adalah hidup dengan tentram bersama dengan keberkahan yang sudah Tuhan berikan. Tak perlu banyak hal dan ekspektasi yang berlebihan dalam menjalani hidup. Sudah cukup saja, menjalani  standar kehidupan adalah impianku, dan suami.

Menikmati berbagai hal yang telah Tuhan sediakan. Mempergunakannya dengan cara yang baik dan jalan yang benar. Tidak kurang dan tidak berlebihan. Bagi saya adalah suatu impian yang menjadi titik tolak mengambil langkah kedepan. Barometer kehidupan yang lebih spesifik dari pada harus mengambil barometer milik orang, yang saya rasa pasti mereka akan kehilangan. Saat barometer itu tak sesuai dengan takaran milik mereka.

Stay strong

Keep going on to build your home sweet..



Comments