PILIHAN



Ide- Pengalaman yang lalu, mengajarkanmu akan bagaimana bertingkahlaku dan memutuskan sebuah perkara dalam hidupmu. Sebuah perkara yang lebih membuatmu harus selalu berhati-hati, Menimbang dan menyeleksi untuk mendapatkan kesimpulan yang bulat bahwa inilah yang terbaik bagaimanapun konsekuensinya.

Seperti yang telah saya katakan dalam sebuah cerita "Tentang Konsekuensi” tentu tak mudah memutuskan dan tak mudah menentukan mana yang terbaik menurut kita. Karena bagaimanapun sudut pandang yang kita gunakan untuk membuat kesimpulan, ternyata masih saja memiliki kelemahan dan kelebihan sebuah pengetahuan. Begitupula dengan yang orang lain miliki, betapapun berusahanya menghindari untuk tidak melakukannya.

Melihat kekurangan dan kelebihan manusia, tak terkecualipun kita. Tentu saja kita memang harus selalu waspada dan memiliki sikap hati-hati dalam segala hal. Sikap hati-hati ini salah satunya adalah lebih menjaga cara pandangan dan ucapan kita pada suatu hal yang belum benar-benar dapat diyakini baik ataupun buruknya. Mengapa demikian? karena penilaian kita pun masih banyak dari sifat subjektif ketimbang objektif sehingga banyak dari kitapun tanpa sadar dapat memilih pilihan yang secara ekstrinsik mengayomi namun secara intrinsik memiliki maksud-maksud tertentu.

Karenanya yang paling Ideal pada sebuah pilihan adalah pilihan yang membuatmu selalu bersyukur saat memilihnya, tidak menyerah dalam memperjuangkan keputusannya dan tidak sama sekali menyesal dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang ada didalamnya. Karena pilihan memang penentu masa depan kita saat ini dan yang akan datang. Maka inilah kesulitan dalam memilih, tidak semua yang menjadi pilihan kita membuat kehidupan kita menjadi lebih baik atau setidaknya layak baik. maka melihat berbagai hal tersebut, keputusan yang ideal seperti yang saya singgung di atas adalah memilih dengan pilihan yang didasarkan pada Agama lalu ditambah dengan pengetahuan, Mengapa harus mereka berdua? karena memang pada dasarnya Agama adalah pedoman hidup sepanjang hayat. Begitu pula dalam memulai sebuah masa depan, Kita tidak akan pernah tahu masa depan kecuali agam yang menunjukkannya. Oleh karenannya agamalah yang menjadi penilaian utama, dan Luasnya ilmu menjadi penilaian kedua. Adapun sifat ilmu yang paling penting adalah bukan seberapa banyak kuantitasnya, akan tetapi Bagaimanakah kualitas-nya. Karena ilmu tanpa praktek adalah bohong sedangkan praktek tanpa ilmu adalah nol. Wallahualam.




Comments