Hay gays.. Selamat pagi!!!
salam-salam saya untuk
kalian semua semoga diberi keselamatan dan keberkahan dipagi ini. Pagi adalah
awal dari segala aktifitas, maka lakukanlah hal-hal dan perencanaan-perencanaan
yang matang untuk menyelesaikan pekerjaan kita hingga sore nanti. (khususnya
juga penulis).
Nah, karena ini masih
sangat pagi yang bisa saja opini ini mempengaruhi cita-cita masa depan kalian
nanti. maka saya ingin mengajak kalian untuk beropini mengenai tempat hidup
masa depan. Sebelum kita membahas judul opini yang sudah saya cantumkan diatas,
maka lebih baiknya kita mengetahui "apa itu tempat hidup". Dalam
pembahasan ini saya cantumkan sumber-sumber yang mendukung dalam penulisan ini
check it out !!!.
Tempat hidup atau
habitat menurut kamus besar bahasa indonesia adalah " 1 tempat tinggal khas bagi seseorang atau
kelom-pok masyarakat; 2 bio tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang
alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan kehidupan asli; 3 geo tempat
kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia dengan kondisi tertentu
pada permukaan bumi;".
Dari definisi ini kita simpulkan bahwa tempat
hidup dalam bahasa sosial atau habitat bahasa biologi adalah suatu
tempat yang memilki keadaan tertentu dan kelompok -kelompok tertentu.
Berprilaku dan berpola hidup sesuai didalam sistem lingkungannya dimana prilaku
atau pola itu sangat nyaman dilakukan dan susai dengan pandangan hidup dalam
masyarakat tersebut.
Setelah mengetahui apa
itu tempat hidup. Maka kalian sudah terbayangkan bagaimana situasi dan kondisi
tempat hidup kalian dan beberapa pilihan tempat tinggal yang kalian inginkan.
Apa itu tempat tinggal. Tempat tinggal menurut kamus besar bahasa indonesia
adalah sebuah tempat tinggal biasanya
berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur
lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal.
... Dalam konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang
sama dengan rumah, kediaman, akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain. Maka dapat dipahami bahwa Tempat hidup dan tempat tinggal
mememilki maksud yang sama namun ruanglingkup yang berbeda. Tempat hidup yaitu
kondisi dan situasi lingkungan hidup sedangkan tempat tinggal alat, sarana dan
prasarana tempat hidup menetap.
Membahas
mengenai tempat hidup dan tempat tinggal. Banyak tentunya opini dari kalian
mengenai, dimana tempat hidup yang kalian inginkan dan bagaimana tempat tinggal
yang kalian dambakan?.
Pada tema yang telah penulis cantuman mengenai “Senang
Hidup di Desa atau di Kota” yang merupakan pilihan tinggal untuk tempat hidup
kita, bekerja, bergaul, dan berteman disana maka tentu disalah
satu kedua tempat itu memilki ciri khas dan keadan masing-masing mengenai
tingkat kenyamanan seseorang hidup disana. Oleh karenanya saya akan beropini bagaimanakah
tempat yang kalian inginkan sebagai tempat hidup kalian dan suasan yanng
seperti apa yang kalian impikan. Maka Langsung
dimulai dari saya pribadi lalu disusul komentar kalian mengenai tempat hidup.
Saya adalah seorang siswi yang berasal dari
desa, ibu, bapak, adek dan sanak keluarga semua tinggal disana. Membahas tempat
hidup yang menjadi tempat ternyaman sebagai persinggahan dan menurut saya adalah
tempat yang damai baik saat berinteraksi dan bergaul didalamnya adalah desa. Alasan
mendasarnya adalah Karena keluarga saya semua berada disana (hemm biasalaahh?)
Tapi tidak tau keadannya jika saya asli tinggal dikota.(hehe).
Tetapi saya ingin berbagi situasi mengapa saya
lebih suka tinggal didesa walaupun saya sudah 4 tahun ini sudah merasa nyaman tinggal
dikota pada saat saya menyelsaikan pendidikan. Walaupun Sebenarnya didesa
banyak hal yang harus saya pertimbangkan kembali untuk tinggal dan menetap
disana. Namun ternyata keinginan saya malah negarahkan ingin lembali
kedesa, membangun dan meniti masa depan disana yaitu Menciptakan lapangan
pekerjaan (aamiin) dan membangun kesadaran masyarakat akan pendidikan tinggi
dan masih banyak yang lainnya. Maka berikut adalah Alasan mengapa saya lebih senang tinggal didesa dari beberapa
keinginan saya ingin tinggal dikota :
Pertama didesa hidup sangat tenang. Percaya atau enggak memang begitu
keadaannya. Saya seorang mahasiswi tentu banyak aktifitas disini, mulai dari
harus belajar privat, mengejar bimbingan dengan dosen, bekerja yang bagi saya
bekerja ada dua versi yaitu offline dan online, aktifitas organisasi, mengurus
keadaan tempat tinggal dll. Bagi saya aktifitas itu memang sudah rutinitas
namun jika saya benar-benar sudah merasa drop untuk menyelesaikan tugas-tugas
itu semua maka saya akan segera pulang. Pulang bagi saya adalah istirahat yang
sangat baik. Pulang kedesa Bertemu orang tua, bertemu adek dan sanak saudara
adalah hal yang paling nyaman. Didesa kalian akan menemukan apa itu gotong
royong, menolong sesama, berbagi sesama dll. Disana kalian akan merasa inilah
hidup yang sebenarnya. Hidup dimana hanya kalian menyelesaikan perkara hidup
saat ini dan kedepan nantinya tanpa harus merasa menggembu-gembu menyelesaikan
suatu urusan dengan mengganti urusan yang lain. Ha.. Memang apa positifnya dari
prilaku tersebut, bukankah menyelsaikan satu urusan semakin cepat semakin
baik?. Memang saya juga diajarkan untuk melakukan itu dalam lingkungan hidup
desa namun setelah saya sadari ada pesan yang paling bermakna dari kehidupan
disana yaitu berprilaku jujur dan bertanggung jawab, memberikan hak kepada
orang lain dari kewajiban kita terhadap mereka. Didesa saya akui, nilai tinggi
disekolahan memang takkan berpengaruh banget bagi masa depan kalian nanti misal
untuk mencari pekerjaan yang layak. Tetapi kamu bisa menjadi apapun disana
yaitu menjadi seseorang yang berpengaruh didesa seperti kepala desa, rt, rw,
ataupun bahkan ustadz/ustadzah dengan akhlak, moral dan intelektual yang baik.
Masyarakat didesa memang tak memilki pendidikan yang baik berbeda dengan
masyarakat dikota. Namun kelebihan mereka dalam menentukan dan menilai sesuatu
itu umumnya dengan mengukur prilaku, sikap, sosial dan tanggung jawab setelah
itu barulah pendidikan yang baik. Didesa orang yang memilki pendidikan tinggi
namun tak memiliki nilai moral, etika dan sosial akan sangat dikesampingkan
bahkan seperti dikucilkan. Menurut masyarkat desa untuk apa menjadi manusia
yang pandai namun tidak pandai berbagi, dan tidak bermanfaat untuk masyarakat.
Mereka akan lebih menghargai dan sangat menyenangi sesorang yang mau bergaul
dan ikut andil dalam kehidupan masyarkat. Mereka lebih senang apa yang kau bisa
lakukan untuk masyarakat dari pada apa yang bisa kau lakukan untuk dirimu
sendiri. Karenanya ketika saya tinggal dikota. Ada kebudayaan yang berbeda
disana. Saya selalu merasa hidup penuh dengan target, selesai ini harus kesitu,
selesai kesitu harus kesana dan terus saja bergulir tanpa memperdulikan
bagaimanakah keadaan dunia ini-puitis amat. (pengalaman saya ya)
Kedua, didesa kalian
bisa mendapatkan makanan dengan gratis (ciee yang cari gratisan). Memang
nyatanya seperti itu. Hidup didesa sama saja hidup bergantung dengan alam. Alam
merupakan ciptaan allah subhanahuatalla yang sangat luas. Luasnya alam tentu
mempengaruhi pula luasnya sumber daya alam didesa. Oleh karenannya saat musim
panen ataupun musim buah dll desa adalah tempat murah yang paling meriah.
Mereka selalu memilki sistem yang baik dalam bentuk sosial. Apa maksudnya ?
Misal mereka punya tanaman buah dirumahnya jika telah waktu musim buah tiba,
apabila seseorang pembeli ingin membeli buah-buahan tersebut dalam bentuk
langsung dipanen maka dengan senang hati mereka akan jual tapi dengan
menyisakan bebarapa paruh pohon yang masih ada buahnya, jawabannya jelas "menyisakan
untuk ponakan atau sanak saudara dan tetangga". Prilaku ini sudah menjadi
umum untuk tinggal didesa. Bagi mereka prilaku tersebut merupakan salah satu
rasa syukur kepada sang pencipta yang telah memberikan keberhakan pada tanaman
mereka. Hal ini pula sama apabila mereka memilki barang yang baru misal sepeda moto,
mobil, rumah dan lain-lain. maka mereka akan melakukan tasyakuran yaitu
mensyukuri nikmat yang Allah Subhanahuatalla berikan berupa membagi-bagikan
makanan kepada tetangga dan sanak saudara. Hemm.. Masyarakat desa memang sangat
royal dengan makanan.
Ketiga, mengingat tadi
saya sudah menjelaskan sikap sosial didesa tinggi. Maka saya akan menjelaskan
bagaimana sikap tingginya sosial masyarakat disana. Sikap tinggi sosial
masyarakat benar-benar sangat membudaya didesa. Masyarakat desa selalu
cenderung merasa tidak nyaman jika seseorang tak bisa bergaul dengan mereka.
Mereka merasa risih dengan orang yang terlalu menutup diri dirumah dan bahkan
menurut mereka itu sangat aneh bagi mereka. Masyarakat desa memilki tabiat
terbalik dengan masyarakt kota. Tabiat ini memang sudah masuk bagian dari sikap
sosial mereka yaitu memperdulikan keadaan orang lain. Jika kalian
tinggal dikota maka maka tingkat kepedulian itu kurang kalaupun ada kepedulian
jika di persentasikan sekitar 30% berbeda dengan masyarakt desa yang
benar-benar hampir 70% memilki tabiat ini. Bagi saya tabiat ini ada yang
berdampak positif dan negatif. Positifnya didesa kepedulian memang sangat
penting bagi mereka. Karena tabiat inilah yang membentuk sistem gotong royong,
berbagi bersama dll. Tanpa ada kepedulian maka tak kan ada kebudayaan yang
seperti itu. Sedangkan negatifnya, mereka akan selalu merasa permasalahan salah
satu masyarakat adalah permasalahan mereka juga. Inilah yang sering kita lihat
di TV nasional sebagai sifat kesukuan. Apa itu sifat kesukuan menurut
kamus besar bahasa indonesia yaitu kelompok
etnik, etnis atau suku
bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya
dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.[1] identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang lain
akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku,
dan ciri-ciri biologis.
Melalui pengertian tersebut saya artikan dalam sikap masyarakat tentang
kesukuan adalah suatu bentuk kepedulian mereka terhadap salah satu anggota
masyarakat yang harus dibantu dan dilindungi jika terdapat permasalahan pada
salah satu diantara mereka. Mereka akan mebantu tanpa pamrih karena mereka
merasa bertanggung jawab atas sesama. Oleh karenanya apabila kalian tinggal
didesa maka apapun yang ada dalam lingkungan keluarga kalian walaupun itu
merupakan permasalah privasi sekalipun apabila tetangga ataupun masyarakat
mendengar atau mengetauhianya maka hal ini akan menjadi topik pembicaraan
diantara mereka. Jika kalian merasa risih dengan hal tersebut maka kalian
akan merasa risih ataupun tidak cocok tinggal didesa. Karena baik buruknya kita
akan selalu dinilai masyarakat.
Waaah.. Sudah tiga
poin yang saya sampaikan mengenai tema opini ini. Jika kalian setuju dengan
opini saya silahkan tinggalkan alasan kalian sebanyl-banyanya dan jika kalian
tidak setuju dengan opini saya, silahkan masukkan opini kalian dikolom komentar
ya. Sudah selesai tema opini hari ini. Semoga
bermanfaat untuk kalian semua dan Saya sampaikan salam semangat besok Jumat kita sudah masuk Hari Raya Qurban... Salam Ied
See you in my next
article....
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik