hallo gusy...
Selamat siang, salam keberkahan. Semoga kalian
menyelesaikan aktifitas padat hari ini dengan kesuksesan yang besar. Tak lupa
juga untuk selalu jaga keseimbangan, baik jasmani dan rohani sehingga bukan
hanya jasmani kita terjaga namun juga rohani kita.
Baiklah, penjelasan diatas sebagai pembuka dari judul
yang ingin saya bahas hari ini yaitu “Belajar
Nulis” adalah tema yang cocok dalam
menyampaiakan alasan saya membuat blog ini dan blog-blog yang lainnya.
Langsung saja, Saya adalah salah satu mahasiswi yang
masih menyandang status kuliah (hemm, gitu) dan sekarang masih
berusaha menyelesaikan tugas akhir penulisan saya. Namun karena beberapa hal
yang harus saya selesaikan, sehingga saya harus menambah satu semester dimasa yang
seharusnya sudah berakhir (tidak masalah kalau alasannya baik, kalau alasannya
buruk itu sangat menyakitkan hehe). Dimasa-masa penulisan tugas akhir ini, saya
merasa sangat ingin menggali hobi dalam blog ini yang sudah lama saya beristirahat
(kemana ajee,,,).
Saya adalah seorang yang sangat suka nulis (bukan
basa-basi ya..) tetapi karena menjadi seorang penulis itu juga butuh pengalaman
mengolah kata, maka terkadang saya terkendala dalam hal itu. Mungkin karena
saya belum ada pengalaman dibidang ini, begitu pula keikutsertaan pelatihan
penulisan (yang saya ingat..) hanya satu kali, itupun acara pelaksanaan organisasi UKM saya dikampus. Sebenarnya
dan sepatutnya tidak menjadi alasan yang mendasar untuk tidak bisa menulis,
karena menjadi seorang penulis itu hanya butuh ide dan cara kita menyampaikan
pendapat kita lewat tulisan (salah satu pesan seorang penulis dalam pelatihan).
Namun lagi-lagi dizaman ini, kalian tau kebebasan menyampaikan pendapat tidak
dapat di manfaatkan seenaknya. Banyak peraturan dan Etika yang harus kalian miliki
sebelum menulisa dan saya setuju dengan itu, namun lagi-lagi kalian juga harus
tetap belajar menulis sedikit-demi sedikit agar penulisan kalian bisa dipahami
orang lain. Karena pekerjaan menulis itu adalah suatu kegiatan yang boleh
dibilang gampang-gampang susah. Sekalipun kalian menggembu-gembu ingin menulis,
jika tulisan kalian acak-acakan alias random enggak jelas maka bakalan di
abaikan orang.
Saya banyak belajar dari menulis, belajar menentukan
topik yang baik, fokus saat memilih kata, telaten untuk membaca ulang kembali
dan mencermati kejanggalan-kejanggalan dalam tulisan saya. Bahkan terkadang
saya juga sering baca ulang tulisan saya yang sudah saya publikasikan untuk direvisi
kembali sampai benar-benar saya sendiri bisa paham dengan apa yang sebenarnya saya
ingin ungkapkan dalam penulisan tersebut. mungkin karena pekerjaan yang tidak
menyenangkan itu, sebagian orang agak malas untuk menulis. Karena Selain memang
butuh keahlian dalam menulis juga ternyata menjadi seorang penulis harus
menguasai tata bahasa indonesia yang baik dan benar dan lebih bagus lagi
menguasai bahasa-bahasa yang ilmiah yang kece-kece sesuai dengan zaman agar hasil
tulisan lebih hidup(hehe..)- yaitu melalui membaca buku, mengapa demikian ? (karena
nulis aja enggak cukup Bray...). kalian bisa mendapatkan cara atau tehnik
menulis yang menarik dan produktif itu lewat membaca dan memahami bacaan, hal
inilah yang jarang diajarkan dalam pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah.
Membaca adalah kegiatan yang sangat menyenangkan dan
ringan sebenarnya karena tidak perlu menghabiskan banyak energi untuk memahami
isi bacaan. (membacakan?, baca sms, BBM, WA, Intragam caption galau, anak zaman
sekarang bray,)- namun, Gaya bahasa dalam buku tentu berbeda dengan gaya
bahasa orang yang lagi sembarang berbicara dan menulis. Hal ini karena menulis satu
atau dua kalimat tentu sangat mudah untuk dipahami, tetapi menulis panjang?.
Kalian pernahkan mendapati tulisan teman kalian yang biasanya mudah dipahami
namun saat nulis super duper panjang
bakalan jadi gagal paham karena maknanya acak-cacakan enggak jelas?. Hal disebabkan karena teman kita tak memahami gaya bahasa. Gaya bahasa sangat menentukan
seseorang pembaca paham terhadap isi pikiran penulis dalam tulisan panjang dan
berparagraf, baik intonasi dan improvisasi yang terkadang tidak bisa
diekspresikan lewat tulisan hingga mampu kemudian dirasakan oleh pembaca. melalaui gaya bahasa seorang pembaca merasa senang dengan bacaannya, hal itulah mengapa banyak orang menyebut seorang yang suka membaca sebagai kutu buku.
sebutan kutu buku ini sebenarnya bukan karena keahlian atau kecerdasan yang dimiliki oleh orang-orang tertentu tetapi merupakan suatu hal yang secara natural tumbuh dalam diri seorang pembaca pada saat rasa penaran tumbuh untuk menyelesaikan cerita-cerita dalam buku bacaannya. sehingganya mereka rela berjam-jam ataupun berhari-hari menghabiskan waktu senggang mereka untuk membaca buku. Lalu Bagaimanakah tumbuh rasa penasaran dalam diri pembaca? jawabannya adalah bagaimana tehnik penulis mengolah kata-katanya yaitu gaya bahasa. Caranya Penulis menanamkan dan memberi rasa penasaran kepada pembaca untuk terus mengikuti alur cerita selanjutnya. Rasa penasaran ini dibentuk melalui gaya bahasa yang mengarahkan si pembaca seakan-akan dia terlibat langsung dalam permasalahan atau konflik carita-(cukup rumit dan imajinatif bukan)-tetapi inilah mengapa, pembaca sering terhipnotis atau terkesan dalam sebuah bacaan yang menyenangkan dan tidak membosankan menurutnya. karena baiknya gaya bahasa yang disampaikan penulis, maka pemahaman pembaca tentang pemikiran penulisan dalam ceritanya semakin mendalam . Karena itu kalian jangan heran ya, jika ada teman kalian yang melalui membaca tiba-tiba dia punya inpirasi kehidupan, punya mimpi yang tinggi, harapan yang baik atau tiba –tiba dia menangis tersedu-sedu bahkan sampai ingin membela seorang tokoh yang ada didalam tulisan tersebut (bahkan bela-belain beli edisi terbarunya).
sebutan kutu buku ini sebenarnya bukan karena keahlian atau kecerdasan yang dimiliki oleh orang-orang tertentu tetapi merupakan suatu hal yang secara natural tumbuh dalam diri seorang pembaca pada saat rasa penaran tumbuh untuk menyelesaikan cerita-cerita dalam buku bacaannya. sehingganya mereka rela berjam-jam ataupun berhari-hari menghabiskan waktu senggang mereka untuk membaca buku. Lalu Bagaimanakah tumbuh rasa penasaran dalam diri pembaca? jawabannya adalah bagaimana tehnik penulis mengolah kata-katanya yaitu gaya bahasa. Caranya Penulis menanamkan dan memberi rasa penasaran kepada pembaca untuk terus mengikuti alur cerita selanjutnya. Rasa penasaran ini dibentuk melalui gaya bahasa yang mengarahkan si pembaca seakan-akan dia terlibat langsung dalam permasalahan atau konflik carita-(cukup rumit dan imajinatif bukan)-tetapi inilah mengapa, pembaca sering terhipnotis atau terkesan dalam sebuah bacaan yang menyenangkan dan tidak membosankan menurutnya. karena baiknya gaya bahasa yang disampaikan penulis, maka pemahaman pembaca tentang pemikiran penulisan dalam ceritanya semakin mendalam . Karena itu kalian jangan heran ya, jika ada teman kalian yang melalui membaca tiba-tiba dia punya inpirasi kehidupan, punya mimpi yang tinggi, harapan yang baik atau tiba –tiba dia menangis tersedu-sedu bahkan sampai ingin membela seorang tokoh yang ada didalam tulisan tersebut (bahkan bela-belain beli edisi terbarunya).
Sebenarnya hobi menulis dan membaca yang tidak banyak
disukai orang ini juga sama saja seperti fenomena anak muda yang lagi
ngeterendnya suka K-POP atau K-Drama yang mereka nanti-nantikan episode atau albumnya
yang baru. Namun hal ini jika kita sadari dan pahami bukanlah kegiatan yang
bermanfaat, menghabiskan banyak waktu dan tidak memiliki dampak berharga untuk kehidupan kita bahkan kepentingannyapun tidak mempengaruhi kesuksesan hidup (ya
karena itu hanya sebagai hiburan). ditambah film
zaman sekarang tidak seperti film zaman dulu yang mengisahkan tentang perjuangan mencapai cita-cita, impian, harapan, atau film yang mengedukasi tetapi kebalikannya. Hal ini berbeda jauh dengan
manfaat dari menyukai membaca dan menulis, bukan hanya bermanfaat untuk orang
lain apa yang kita tulisakan (jika itu ada manfaat) namun juga untuk diri
sendiri seperti kepandaian dalam mencermati suatu bahan bacaan dan memahaminya,
menganalisi sesuatu lebih mendalam dalam berbagai segi dan masih banyak lainnya. (bisa kalian membacanya “manfaat dari membaca” di http://www.bimba-aiueo.com/). Oleh
karena itulah, pekerjaan membaca dan menulis merupakan hal yang harus dimiliki
oleh diri kita dan kalian yang baru mulia menulis (saya juga). Walaupun tulisan
kita yang tidak seberapa diposting dalam dinding facebook atau twitter dan
bahkan diblogger tetapi kebutuhan orang selalu berbeda-beda, mungkin menurut
kita tidak seberapa baik suatu tulisan, kata-kata motivasi, atau syair namun
menurut orang lain ? pasti akan selalu ada yang membutuhkannya. Tidak perlu
panjang atau terupdate untuk belajar menulis, cukup orang lain mampu menangkap
pesan dari apa yang kita tulis, itu merupakan sebuah prestasi yang baik dari
pada menghabiskan waktu kita yang tidak produktif. Karena Melalui menulis yang
sedikit demi sedikit itu pula akan menuntut kalian untuk membaca hal-hal yang masyarakat/
publik sukai, sedikit demi sedikit dan akhirnya menjadi kebiasaan dan keahlian.
Manfaat menulis sangat banyak seperti mengasah akal
kebahasan kita untuk menata ulang bahasa sebelum berbicara dengan orang lain,
memilih kosakaata yang baik dan santun, menganalisis apa yang dimaksud
seseorang melalui ucapannya dan maasih banyak yang lainnya. Berbagai manfaat inilah yang menyadarkan saya untuk mampu menulis bahwa tulisan itulah
yang akan terus bermanfaat dan diingat-ingat oleh orang lain. Melalui menulislah
kalian menyebarkan segala informasi dengan pertimbangan yang matang. Melalui menulis kalian dapat mengasah emosional jiwa
untuk tidak berburu-buru dan bersikap grusa-grusu (bahasa jawa). Maka mulai belajarlah
untuk menulis dan membaca, karena kita menyadari bahwa para tokoh agama dan
tokoh ilmuan tidak dibesarkan kecuali dengan karya mereka melalui tulisan. Dimana
karya-karya itu menjadi bahan pembicaraan orang-orang era sekarang yaitu
ilmu-ilmunya yang tak lekang oleh waktu dan usia. Karya tulisan adalah karya
yang abadi sampai dunia ini kembali pada sang Khalik. Kitab-kitab kita di
bentuk dalam sebuah tulisan yang akan terus dibaca dan dibaca oleh generasi ke
genari untuk menjadi pelajaran bagi mereka. Maka tak pernah buruklah saat
seseorang yang berusaha membaca dan kemudian menuliskannya.
See you on my new edition. Sallam Semangat.
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik