IDE- sering kita mendengar kata – kata ini bergema
disosial media, diulang lagi dan lagi hingga beribu kali menjadi trend anak
muda masa kini- Salah sedikit “salfok”,
meleng sedikit “Salfok”. Yah, memang benar saja, banyak orang yang sering keliru
maupun salah disebut salfok alias salah fokus. Karena pada dasarnya kesalahan
dan kekeliruan itu bisa dimungkinkan karena ketidak fokusan Seseorang terhadap
suatu, namun benar kah begitu?
Anyway, banyak
orang bilang salfok dalam segala hal tapi sedikit yang memahami maknanya dalam
kehidupan sehari hari, apalagi anak muda zaman now!. Mereka lebih sering
menjadikannya sebagai hal yang kebiasaan untuk diucapkan ketimbang memahami
maknanya. So, tidak ada yang salah dengan itu semua, apalagi diera ini
penempatan pada situasi yang tidak tepat-pun, dianggap pantas-pantas saja.
Namun bagi saya
melihat fenomena ini adalah hal yang menarik untuk dijadikan bahan
pertimbangan, pemikiran dan bahkan memotivasi diri sendiri ketika berada
dilingkungan yang serba trendy ini. Seperti yang kita pahami bahwa, kata trendy
yang berasal dari kata dasar trend adalah artian dari; “kecenderungan/ arah
gejala/” kata lain dalam kehidupan masa kini yaitu suatu hal yang lagi terkenal, dibahas, sebagai tema utama. Misalkan saja, lagi ngetrend nya para
pencinta vloger, sosial media influenser, dan banyak lainnya bagi kaula muda. Sehingga
apa yang kita tahu sekarang tentang anak muda adalah kesukaaan mereka tentang
sesuatu hal yang lagi ramai dibicarakan, apalagi yang lagi popular untuk di
kenakan. Hal-hal yang demikian adalah suatu yang umum dan tidak asing untuk
didengar dan dipertontonkan pada masa kini. Tetapi, apakah prilaku ini adalah hal yang
sewajarnya untuk selalu dibiasakan?.
Perilaku meniru
dan ditiru adalah hal yang wajar dan biasa dilakukan, misal menirunya anak terhadap prilaku orang
tua, menirunya siswa terhadap gurunya, menirunya anggota terhadap pimpinannya
dan banyak lainnya. Sehingga hal ini sudah menjadi kebiasaan yang turun
termurun dilakukan. Akan tetapi yang kemudian muncul pertanyaan baru lagi adalah
sampai kapankah perilaku meniru ini berlanjut dalam hidup kita dan positifkah
perilaku tersebut?.
Tentu saja bagi
kita jawabannya “YA” dengan pengecualian selama yang ditiru adalah dalam rangka
kebaikan, kebenaran, dan keadilan dimana benar-benar membawa dampak positif bagi
diri kita dan kehidupan yang akan datang. lalu membahas kembali pada prilaku
meniru kaula muda zaman sekarang, bagaimanakah sejauh mereka bergaul dan meniru
anak terhadap orang tua, siswa terhadap guru yang dijabarkan dalam tulisan
diatas.
Sejauh ini
kebanyakan yang penulis tahu. Perilaku anak muda zaman now lebih kearah pada
kehidupan untuk bagaimana selalu bersenang-senang dengan menghabiskan banyak
waktu dan modal materil yang tidak sedikit demi kesenangan tersebut (entah
apakah ini fakta ataupun opini). Akan tetapi memang pada lapangan yang terjadi,
cara meniru mereka lebih kearah kepada gaya hidup yang kurang baik bagi diri
mereka sendiri maupun orang lain. Bahkan hingga tak mengukur kemampuan pribadi
masing-masing, seakan memaksakan kehendak untuk menjadi demikian dan demikian
tanpa berfikir dampak apa yang terjadi kedepan.
Prilaku-prilaku
mereka ini lebih menyebabkan mereka ingin banyak meniru dari pada ditiru, lebih
sering plagiat dari pada pendobrak, lebih ingin menjadi penonton dari pada yang
ditonton. Potensi dan skill seakan hilang dari tujuan hidup mereka. Sehingga tentu
saja sangat penting salfok ditunjukan kepada mereka kaula muda yang gagal paham
dalam menentukan jati diri dan potensi diri mereka sendiri.
Salfoknya anak
muda seharusnya menjadi kajian yang penting dan mendalam dalam setiap event
positif saat ini. Karena sayapun sering membimbangkan pertanyaan yang seperti
ini, “Salah enggak., jika anak muda ikut-ikutan gaya hidup orang lain dari satu
dengan yang lainnya?”. Mengingat saya sendiri adalah anak muda dan teman-teman
saya adalah anak muda. karena kalian tahu bahwa, zaman sekarang berbagai hal
bisa kalian dapatkan baik terbatas maupun tidak terbatas sehingga benar-benar
menjadi penghibur anak muda masa kini. Saya belum tahu bagaimana jawaban kalian
pribadi tentang hal ini dan saya tunggu pendapat kalian pribadi lewat komen yang
saya sediakan dibawah ini. Namun Bagi saya sendiri, jika hanya sekedar pengagum
atau suka dan meniru kebaikannya, masih bagus saja. akan tetapi jika sampai
dijadikan idola dan bahkan berfikir seakan seperti gaya mereka dan ingin ikut
andil dalam bagian hidup orang yang jadi tokoh tersebut, saya rasa Dampaknya
jauh lebih buruk dari hanya sekedar pengagum biasa. Mengapa demikian?
Manusia
dibekali oleh Tuhan beragam potensi. Melalui potensi itu yang menjadikan gaya
hidup dan kreatifitas si individu berbeda-beda. sehingga dalam menentukan
kesuksesan setiap diri dari merekapun berbeda-beda, tergantung skill atau
potensi yang dimilikinya. Misalkan Ada yang pandai berbicara, mendengar,
menulis, bernyanyi, memotivasi, memimpin, berjualan, dan masing banyak yang
lainnya. Hal itu semua merupakan ragam potensi dan bagian dari pencapaian kesuksesan
masing-masing manusia. Jika mereka benar-benar menempatkan potensi mereka tepat
pada sasarannya maka tidak akan bukan mereka hidup diatas potensi besar yang
mereka miliki, begitupun diri kita sendiri. Sehingga yang menjadi pertanyaan
sekarang adalah sudahkah kita mengetahui potensi kita?.
Sering kita menyibukkan
diri untuk mencari bakat yang orang lain miliki ketimbang bakat diri sendiri. Karena
Sebenarnya, salfok yang sedang di bahas ini bukanlah salfok kita dalam berprilaku dan berbicara. Akan tetapi salfok
kita sibuk melihat gaya hidup dan arah hidup yang orang lain miliki ketimbang
cara hidup dan arah hidup yang kita bawa. Sehingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun
kita menghabiskan banyak waktu melihat dan mendengar kehidupan mereka ketimbang
kehidupan sendiri. Mengapa demikian? Karena kita tak menemukan apa potensi kita
(wew).
Maka hal besar
yang harus sekarang kita lakukan adalah keluar menjadi barisan leader bukan
menetap pada barisan follower. Kita harus menentukan kebaikan atas kehidupan
kita sendiri dengan mengenali potensi atau skill atau passion yang kita miliki.
Karena hingga saat ini yang saya tahu dan saya pelajari dari kehidupan
teman-teman yang sukses mengelola berbagai usaha dan sektor perekonomian
lainnya didasarkan karena mereka telah menemukan passion mereka. Mereka
memahami bahwa Tuhan memberikan mereka potensi yang sangat besar kepada diri
mereka sendiri sebagai gaya hidup, arah hidup bahkan penghasilan yang berkecukupan
bagi mereka. Mengapa demikian? Karena mereka melakukan semua yang di kerjakan berdasarkan potensi dalam diri mereka, tanpa paksaan atau bahkan
kerugian yang ada hanyalah pengalaman.
Maka mulai dari
sekarang kenalilah potensi diri kita sendiri. Boleh terkadang kita menengok
arah tujuan hidup orang lain. Hal ini dilakukan bukan untuk mencontek apa yang
mereka lakukan, akan tetapi memotivasi kepada diri kita sendiri untuk melakuka
pencapaian terbaik dalam hidup ini. Hidup itu tak mudah seperti yang sering
kita rencanakan. Akan tetetapi hidup dengan passion dan iman, akan membawa kita
pada kesejahteraan yang panjang dunia dan akhirat.
“Temukan dirimu
dalam hidupmu. Karena hal yang lebih berharga dalam hidup ini adalah menemukan
siapa diri kita sebenarnya dan potensi besar apa yang Tuhan berikan kepada kita.”
Keep going to
succes!
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik